Menyejukkan dan Menginspirasi

Minggu, 10 November 2019

TEKNIK PENULISAN BERITA


1. Teknik Penulisan Berita
    Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+ 1H, agar berita itu lengkap, akurat dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya, berita itu disusun dalam pola yang baku dan mudah dipahami isinya oleh pembaca, pendengar atau pemirsa. Menurut Haris Sumadiria (2006: 118-119) dalam praktik penulisannya, para jurnalis atau wartawan dalam menulis berita memperhatikan unsur-unsur dalam merumuskan beritanya yaitu dengan rumus 5W+1H dan struktur piramida terbalik. Berita disajikan dengan menggunakan pola piramida terbalik, karena berpijak kepada 3 (tiga) asumsi yaitu:
1) Memudahkan khalayak pembaca yang sangat sibuk, untuk
    segera menemukan berita yang dianggapnya menarik atau      penting yang sedang dicari atau ingin diketahuinya.
2) Memudahkan wartawan dan editor memotong bagian            bagian berita yang dianggap
    kurang atau tidak penting ketika dihadapkan kepada kendala teknis, misalnya berita                        terlalu panjang atau ruang yang tersedia sangat terbatas.
3) Memudahkan para jounalis dalam menyusun pesan berita, melalui rumus baku yang                      sudah sangat dikuasainya. Sekaligus untuk menghindari kemungkinan adanya fakta                        atau informasi yang terlewatkan, sehingga tidak dilaporkan. Mengenai unsur penulisan                  berita yang dikenal dengan 5W+1H. Jani Yosef ( 2009: 122), menyatakan rumusan                        5W+1H, terdiri atas:
    a)What   : Menginformasikan apa yang terjadi,
    b) Who   : Menginformasikan siapa yang terkait dengan peristiwa,
    c) Why   : Menginformasikan kenapa atau mengapa hal itu terjadi,
    d) Where : Menginformasikan di mana kejadian atau peristiwa itu terjadi,
    e) When  : Kapan peristiwa terjadi dan kapan pernyataan itu disampaikan,
    f)   How   : Bagaimana peristiwa itu terjadi.
          Tambahan lain, menurut Hikmat dan Purnama Kusumaningrat (2007;126) mengenai teknik penulisan berita, yakni penulisan berita dimulai dengan ringkasan atau klimaks dalam alinea pembukanya, kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam alinea-alinea berikutnya dengan memberikan rincian cerita secara kronologis atau dalam urutan yang semakin menurun daya tariknya. Alinea-alinea berikutnya yang memuat rincian berita disebut tubuh berita dan kalimat pembuka yang memuat ringkasan berita disebut teras berita atau lead. Dari penjelasan teori diatas, penulis dapat menyimpulkan setelah data dan informasi telah terkumpul lengkap. Selanjutnya, wartawan melakukan penulisan naskah berita. Naskah berita yang akan ditulis wartawan menggunakan unsur–unsur penulisan berita, yaitu 5W+1H. Tujuannya, agar setiap tulisan berita wartawan terinci dan mudah dimengerti oleh khalayak pembacanya. Selain itu, struktur penulisan berita menggunakan piramida terbalik. Tujuannya agar setiap penulisan berita wartawan dapat tersusun dengan sistematis. Maksudnya, penulisan berita pada alinea pertama merupakan inti berita atau isi keseluruhan dari berita. Setelah itu, tubuh berita dan penutup. Dalam piramida terbalik, semakin turun alinea maka semakin kurang pentingnya isi berita itu. Jadi dapat di pahami penulis, piramida terbalik merupakan aturan yang sudah baku dari teknik penulisan berita.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

LIPUTAN BERITA REKRUTMEN

Arsip Blog

LIPUTAN BERITA PERSIAPAN TURNAMEN

Support