1. Teknik Penulisan Berita
Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+ 1H, agar
berita itu lengkap, akurat dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya, berita itu
disusun dalam pola yang baku dan mudah dipahami isinya oleh pembaca, pendengar
atau pemirsa. Menurut Haris Sumadiria (2006: 118-119) dalam praktik
penulisannya, para jurnalis atau wartawan dalam menulis berita memperhatikan
unsur-unsur dalam merumuskan beritanya yaitu dengan rumus 5W+1H dan struktur
piramida terbalik. Berita disajikan dengan menggunakan pola piramida terbalik,
karena berpijak kepada 3 (tiga) asumsi yaitu:
1) Memudahkan
khalayak pembaca yang sangat sibuk, untuk
segera menemukan berita yang
dianggapnya menarik atau penting yang sedang dicari atau ingin diketahuinya.
2) Memudahkan
wartawan dan editor memotong bagian bagian berita yang dianggap
kurang atau
tidak penting ketika dihadapkan kepada kendala teknis, misalnya berita terlalu
panjang atau ruang yang tersedia sangat terbatas.
3) Memudahkan
para jounalis dalam menyusun pesan berita, melalui rumus baku yang sudah sangat
dikuasainya. Sekaligus untuk menghindari kemungkinan adanya fakta atau
informasi yang terlewatkan, sehingga tidak dilaporkan. Mengenai unsur penulisan berita yang dikenal dengan 5W+1H. Jani Yosef ( 2009: 122), menyatakan rumusan 5W+1H, terdiri atas:
a)What :
Menginformasikan apa yang terjadi,
b) Who :
Menginformasikan siapa yang terkait dengan peristiwa,
c) Why :
Menginformasikan kenapa atau mengapa hal itu terjadi,
d) Where : Menginformasikan di mana kejadian atau
peristiwa itu terjadi,
e) When : Kapan peristiwa terjadi dan kapan pernyataan itu disampaikan,
f) How :
Bagaimana peristiwa itu terjadi.
Tambahan lain, menurut Hikmat dan Purnama
Kusumaningrat (2007;126) mengenai teknik penulisan berita, yakni penulisan berita dimulai
dengan ringkasan atau klimaks dalam alinea pembukanya, kemudian dikembangkan
lebih lanjut dalam alinea-alinea
berikutnya dengan memberikan rincian cerita secara kronologis atau dalam urutan
yang semakin menurun daya tariknya. Alinea-alinea berikutnya yang memuat
rincian berita disebut tubuh berita dan kalimat pembuka yang memuat ringkasan
berita disebut teras berita atau lead. Dari penjelasan teori diatas, penulis
dapat menyimpulkan setelah data dan informasi telah terkumpul lengkap.
Selanjutnya, wartawan
melakukan penulisan naskah berita. Naskah berita yang akan ditulis wartawan
menggunakan unsur–unsur penulisan berita, yaitu 5W+1H. Tujuannya, agar setiap
tulisan berita wartawan terinci dan mudah dimengerti oleh khalayak pembacanya.
Selain itu, struktur penulisan berita menggunakan piramida terbalik. Tujuannya
agar setiap penulisan berita wartawan dapat tersusun dengan sistematis.
Maksudnya, penulisan berita pada alinea pertama merupakan inti berita atau isi
keseluruhan dari berita. Setelah itu, tubuh berita dan penutup. Dalam piramida
terbalik, semakin turun alinea maka semakin kurang pentingnya isi berita itu.
Jadi dapat di pahami penulis, piramida terbalik merupakan aturan yang sudah
baku dari teknik penulisan berita.
0 komentar:
Posting Komentar