Menyejukkan dan Menginspirasi

Sabtu, 09 November 2019

PROSES PELIPUTAN BERITA


1. Peliputan Berita
           Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2001; 667), meliput adalah membuat berita atau laporan secara terperinci tentang suatu masalah atau  peristiwa. Dalam pencarian berita, seorang wartawan atau reporter memperoleh bahan berita melalui liputan atau mencari tahu secara langsung ke lapangan. Menurut AS Haris Sumadiria (2006: 94), berita yang baik adalah hasil perencanaan yang baik. Kita harus bisa mencari dan menciptakan berita. Berikut ini ialah bagaimana berita diduga melalui meeting atau proses pencarian dan penciptaan berita diduga dimulai dari ruang redaksi melalui forum rapat proyeksi (rapat perencanaan berita/rapat peliputan/rapat rutin wartawan dibawah koordinasi koordinator liputan). Rapat biasanya dilaksanakan sore atau malam hari, dihadiri seorang atau beberapa redaktur. 
           Dalam rapat ini, setiap reporter atau wartawan mengajukan usulan liputan. Namun, untuk berita yang sifatnya tak diduga atau tiba-tiba, AS Haris Sumadiria (2006;96) menyatakan untuk berita yang sifatnya tiba-tiba atau tak terduga, reporter atau wartawan harus pandai-pandai berburu/hunting. Sebagai pemburu, wartawan harus memiliki beberapa kemampuan dasar, yaitu memiliki kepekaan berita yang tajam (sense of news), daya pendengaran berita yang baik (hear of news), mengembangkan daya penciuman berita yang tajam (niose of news), mempunyai tatapan penglihatan berita yang jauh dan jelas (news seeing), piawai dalam melatih indra perasa berita (news filling), dan senantiasa diperkaya dengan berbagai pengalaman berita yang dipetik dan digali langsung dari lapangan (news experience). Menurut Jani Yosef, 2009; 81-82 dalam mencari berita diperlukan teknik- teknik tersendiri. Dalam prosesnya, wartawan akan menerapkan ”Kemampuan Human Relations ” dan kemampuan ”lobying atau negosias”. Hal ini terkait dengan proses berkomunikasi dengan berbagai pihak dengan bermacam- macam latar belakang budaya, pendidikan, ekonomi dan lainnya.
         Menurut Romli (2003 ; 7-10), Mencari berita (news hunting, news getting atau news gathering) disebut juga meliput bahan berita adalah salah satu proses penyusunan naskah berita (news processing), selain proses perencanaan berita, proses penulisan naskah dan proses penyuntingan naskah (news editing). Jadi, meliput berita dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi, misalnya dalam rapat redaksi itu diputuskan untuk memuat kasus pembunuhan melibatkan pejabat negara. Maka wartawan akan melakukan wawancara dengan pejabat yang bersangkutan. Selama wartawan melakukan kegiatan wawancara dengan narasumber, maka kegiatan tersebut dinamakan mencari berita (News Hunting). Terdapat tiga teknik peliputan berita, diantaranya:
1. Reportase Kegiatan jurnalistik yang meliput langsung ke lapangan atau ke TKP (Tempat Kejadian Perkara). Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian, lalu memulai proses meliput, mengumpulkan data dan fakta seputar peritiwa tersebut. Data dan fakta tersebut harus memenuhi unsur 5W+ 1H, yaitu ”what”, ”who”, ”when”, ”where”, ”why” dan ”how”.
2. Wawancara Semua jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara (interview) dengan sumber berita/narasumber. Wawancara bertujuan menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data mengenai suatu masalah/ kejadian dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Menurut Masri Sareb Putra ( 2006; 24-25), menyatakan. Teknik Wawancara ada dua hal, yakni:
       a. Persiapkan alat tulis dan rekam Seorang wartawan, sebelum melakukan wawancara perlu                     persiapan atau memperlengkapi diri dengan seperangkat alat tulis atau rekam. Hal ini karena               ingatan manusia pendek, sementara apa yang ditulis itu abadi. Selain itu, untuk menghindari               suatu kesalahan atau ketidaklengkapan yang dapat ditampung oleh daya ingat manusia maka               wartawan juga memerlukan tape recorder.
       b. Siapkan pertanyaan untuk mendapatkan sebuah berita yang lengkap, seorang wartawan perlu               mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Kalau perlu,               persiapan dilakukan secara tertulis. Bahkan ada wartawan yang sebelum melakukan                             wawancara langsung, mengirimkan terlebih dahulu daftar pertanyaan yang akan ditujukan                   kepada narasumber. Daftar pertanyaan ini dipersiapakan saat wawancara, agar data yang                     diperoleh wartawan akurat dan lengkap. 
3. Riset Kepustakaan Riset Kepustakaan (studi literatur) adalah teknik peliputan/ pengumpulan data dengan mencari kliping koran, makalah- makalah, atau artikel koran, menyimak brosur- brosur, membaca buku, atau menggunakan fasilitas internet.
4. Kantor Berita Wartawan juga menulis berita dari hasil liputan wartawan kantor kantor berita. Cara mendapatkan berita itu dengan membeli. Misalnya, berita didapat dari kantor berita Indonesia (Antara), Malaysia (Bermana), Amerika Serikat (AP). Biasanya, berita yang diterima berupa faks atau teleks. (Masri Sareb Putra, 2006; 28) Dari penjelasan teori ini, penulis menyimpulkan dalam teknik peliputan berita itu mencakup 3 Tahapan, yakni:
       a. Reportase (pencarian), wartawan mendatangi lokasi peristiwa atau kejadian. Setiba di                           lapangan, wartawan segera mengumpulkan data dan informasi sebanyak- banyaknya.
       b. Wawancara, sebelum melakukan wawancara dengan narasumber. Wartawan harus                                 menyediakan alat tulis dan tape recorder, kemudian merumuskan pertanyaan. Setelah itu,                     wartawan melakukan tanya jawab dengan saksi mata dan sumber lainya yang terkait dalam                 suatu peristiwa. Namun apabila informasi yang didapat saat liputan belum cukup, maka                       wartawan dapat mencari data dari tempat lain atau pihak–pihak terkait.
       c. Riset Kepustakaan dan Kantor Berita. Untuk memperdalam isi berita, wartawan dapat mencari             kelengkapan berita dari riset kepustakaan dan kantor berita. Seperti menggunakan fasilitas                   internet, makalah dan kliping, atau dengan cara membeli berita dari kantor berita teknik                       peliputan ini ditentukan setelah adanya rapat proyeksi. Dalam rapat ini, para redaktur akan                   memberi penugasan kepada wartawan untuk mencari, menggali, dan mendapatkan informasi               dari narasumber. Selain itu, tidak ada penugasan (lepas), ini merupakan teknik peliputan dari               inisiatif wartawan sendiri dalam mencari, memburu dan mengolah berita. Salah satu bekal                   wartawan saat meliput berita di lapangan, wartawan harus memiliki kemampuan lobby                         pendekatan kepada narasumber pada saat meliput berita. Hal ini penentu kelengkapan data                   nantinya.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

LIPUTAN BERITA REKRUTMEN

Arsip Blog

LIPUTAN BERITA PERSIAPAN TURNAMEN

Support