1. Pengertian Surat Kabar
Secara etimologis, surat kabar atau koran berasal dari bahasa Inggris “newspaper” dan bahasa Belanda “courante” yang dipinjam pula oleh orang Belanda dari bahasa Perancis “courant”. Surat kabar terdiri dari dua kata “surat dan kabar”. Pengertian surat adalah kertas yang ditulis yang mempunyai isi tertentu serta ditujukan kepada pihak tertentu dan kata kabar diketahui berasal dari bahasa Arab “khabar” yang berarti berita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat kabar sinonim dengan Koran atau harian yang definisinya adalah lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar (berita) dan sebagainya terbagi dikolom-kolom (8-9 kolom), terbit setiap hari secara periodik (2003:595). Surat kabar berasal dari kata pers yang diambi dari istilah asing, tetapi kerap dipakai dalam Bahasa Indonesia. Artinya ditulis press yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya surat kabar, sehingga orang mengatakan pers itu adalah persuratkabaran. Sedangkan jurnalistik berfungsi untuk mengarahkan pers sebagai pembawa dan penyalur informasi, fakta, data, keterangan dan hiburan bagi semua orang yang meminatinya. Oleh karena itu, berbicara pers atau surat kabar kita hendaknya mempelajari juga ilmu tentang jurnalistik.
Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak kedalam lembaran kertas ukuran plano yang diterbitkan secara teratur, dan bisa terbit setiap hari atau seminggu satu kali (Djuroto, 2002: 11). Surat kabar merupakan salah satu kajian dalam studi ilmu komunikasi, khususnya pada studi komunikasi massa. Dalam buku ”Ensiklopedia Pers Indonesia” disebutkan bahwa pengertian surat kabar sebagai sebutan bagi penerbit pers yang masuk dalam media cetak yaitu berupa lembaran-lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan yang diterbitkan secara berkala: bisa harian, mingguan dan bulanan, serta diedarkan secara umum (Junaedhi: 1991:257).
Menurut Onong Uchjana Effendy, “Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca” (Effendy,1993).
2. Fungsi Surat Kabar
Dalam berbagai literature komunikasi dan jurnalistik disebutkan terdapat lima fungsi utama pers yang berlaku secara universal. Disebut universal, karena kelima fungsi tersebut dapat ditemukan pada setiap warga Negara di dunia yang menganut paham demokrasi, yakni:
1. Informasi (to inform)
Fungsi utama pers ialah menyampaikan informasi secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya.Setiap informasi yangdisampaikan harus memenuhi criteria dasar yakni akurat, faktual, menarik atau penting, benar, lengkap, utuh, jelas-jernih, jujur-adil, berimbang, relevan, bermanfaat dan etis.
2. Mendidik (to educate)
Adapun informasi yang disebarluaskan pers hendaknya dalam kerangka mendidik. Inilah yang membedakan pers sebagai lembaga kemasyarakatan dengan lembaga kemasyarakatan yang lain. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang dituntut berorientasi komersil untuk memperoleh keuntungan financial. Namun orientasi dan misi komersil itu sama sekali tidak boleh mengurangi, apalagi meniadakan fungsi dan tanggung jawab sosial pers. Dengan kata lain, pers harus mau dan mampu memerankan dirinya sebagai guru bangsa.
3. Mempengaruhi (to influence)
Pers adalah kekuatan keempat setelah legislative, eksekutif dan yudikatif.Dalam kerangka ini kehadiran pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif agar kekuasaan mereka tidak korup dan absolute.Untuk itulah, dalam Negara-negara yang menganut paham demokrasi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat. Dalam mengemban fungsi kontrol sosial, pers pun tunduk pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Karena itu, sangat bisa difahami jika eksistensi pers ditempatkan pada kontrol sosial.
4. Menghibur (to entertain)
Keberadaan pers tidak hanya sebagai informasi yang mendidik, mengkoreksi tetapi pers juga harus mampu berperan sebagai media hiburan yang menyenangkan dan sehat bagi seluruh lapisan masyaratkat.Artinya, apapun pesan rekreatif yang disajikan mulai dari cerita pendek hingga teka-teki silang tidak boleh bersifat negative. Pers harus menjadi sahabat setia pembaca yang menyenangkan.Oleh karena itu, berbagai sajian hiburan yang menyesatkan harus dibuang jauh-jauh dari pola pikir pers sehari-hari.
5. Mediasi (to mediate)
Mediasi yang berarti penghubung, bisa juga disebut fasilitas atau mediator. Setiap hari pers melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di dunia dalam lembaran-lembaran kertas yang tertata rapid an menarik. Dengan kemampuan yang dimilikinya, pers telah menghubungkanberbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia dengan pembaca yang berbeda keberadaannya dengan kejadian yang diberitakan. Karena pers-lah pembaca mengetahui aneka peristiwa lokal,regional, nasional atau internasional dalam kurun waktu yang singkat danbersamaan. Singkatnya, karena pembaca hanya memerlukan beberapa menit untuk mengetahui pemberitaan, bersamaan, karena pada halaman yang sama disajikan pula tentang peristiwa lain dengan tempat yang berbeda. Dengan fungsi mediasi, pers mampu menghubungkan tempat yang satu dengan yang lain, peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lalu, orang yang satu dengan peristiwa yang lain, atau orang yang satu dengan orang yang lain pada saat yang sama.
3. Karakteristik Surat Kabar
Karakteristik merupakan ciri spesifik dari karakteristik lahir sebuah identitas. Menurut Sumadiria (2008:35), terdapat lima ciri spesifik surat kabar, yakni:
1. Periodesitas
Peridesitas, artinya pers harus terbit secara teratur, periodik, misalnya setiap hari, seminggu sekali, dua minggu sekali, satu bulan sekali, atau tiga bulan sekali. Pers yang terbit tiap hari pun harus tetap konsisten dengan pilihannya, apakah terbit pada pagi hari atau pada sore hari. Sekali pagi hari seterusnya harus pagi hari. Begitu juga sebaliknya, sekali sore hari seterusnya harus sore hari, kecuali kalau asa perubahan haluan yang diputuskan melalui rapat paripurna manajemen. Pers yang tidak terbit secara periodic bisaanya sedang menghadapi masalah manajemen, seperti konflik internal, krisis financial, atau kehabisan modal.
2. Publisitas
Publisitas, berarti pers ditujukan kepada khalayak sasaran umum yang sangat heterogen menunjuk pada dua dimensi, yakni gedimensi geografis dan psikologis. Geografis menunjuk pada data administrasi kependudukan, seperti jenis kelamin, kelompok usia, suku bangsa, agama, tingkat pendidikan, status perkawinan, tempat tinggal, pekerjaan atau profesi perolehan pendapat. Sedangkan psikologis menunjuk pada karakter, sifat kepribadian, kebisaaan serta adat istiadat.
Karena ditujukan untuk khalayak umum yang sangat heterogen seperti itu, maka dalam mengemas setiap pesannya, pers harus tunduk dan menggunakan kaidah bahasa jurnalistik diantaranya, sederhana, menarik, singkat, jelas, lugas, jernih, mengutamakan kalimat aktif, dan sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis.
3. Aktualitas
Aktualitas, berarti informasi apapun yang disuguhkan mesia pers harus mengandung unsur kebaruan, menunjuj kepada peristiea yang benar-benar baru terjadi atau yang sedang tejadi.Secara etimologis, aktualisasi (aktuality) mengandung arti kini dan keadaan sebenarnya.Secara teknis jurnalistik, aktualitas mengandung tiga dinesi yakni kalender, waktu, danmasalah. Aktualitas kalender, berate merujuk kepada berbagai peristiwa yang sudah tercantum atau terjadwal dalam kalender, baik kalender umum masehi yang memuat penanggalan dari 1 Januari samapai 31 Desember, maupun kalender khusus seperti kalender akademik, kalender pemerintahan, kalender ormas, kalender sosial budaya dan pariwisata.
4. Universalitas
Universalitas, berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya dan keanekaragaman materi isinya.Dilihat dari sumbernya, berbagai peristiwa yang dilaporkan pers berasal dari empat penjuru mata angin.Dari Utara, Selatan, Barat, Timur.Dilihat dari materi isinya, sajian pers terdiri atas aneka macam yang mencakup tiga kelompok besar, yakni kelompok berita (news), kelompok opini (views), dan kelompok iklan (advertising).
5. Objektifitas
Objektifitas merupakan nilai etika moral yang harus dipegang teguh olehdurat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca,tidak mengganggu perasaan dan pendapat mereka. Surat kabar yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang faktualapa adanya, sehingga kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda Tanya dari pembaca. Dengan demikian, karena karakteristik surat kabar inilah tampaknya mengapa pers tetap memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat, sekaligus menempati peringkat keempat dalam urutan kekuasaan sosial yang ikut menentukan arah mobilitasnya.